Minggu Palma Mengajak Bela
Rasa
Hari ini gereja di seluruh dunia
memperingati Minggu Palma yang juga disebut sebagai Minggu Sengsara. Pada
Minggu Palma, gereja tidak hanya mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota
Yerusalem melainkan juga mengenang kesengsaraan Yesus. Hal ini mengingatkan
kita agar tidak cepat larut dan lupa ketika disambut dengan gempita.
Pada Minggu Palma orang-orang berseru, “Hosana! Terpujilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!”
Namun, sebagian dari mereka ini juga yang dalam hitungan hari ganti berseru, “Salibkan
Dia!”
Pujian dan pengkhianatan.
Kemuliaan dan keterpurukan. Kenikmatan dan penderitaan. Semua ini merupakan
pasangan kepingan kehidupan. Minggu palma yang juga minggu sengsara ini
mengajak kita untuk berbela rasa dengan sesama yang dikhianati, sesama yang
menderita, sesama yang terpuruk. Adakah waktu dan perhatian untuk mereka yang
dianggap hina oleh dunia?
Yesus masuk ke Yerusalem dengan
menunggang keledai muda yang belum berpengalaman. Meski keledai kadang tak
dianggap orang karena tak segagah kuda, lamban, dan terkesan bodoh, tapi keledai
dihargai oleh Sang Guru dari Nazaret. Bahkan, kepada para murid yang diutus
untuk menjemput keledai tersebut, Yesus berpesan, ”Tuhan memerlukannya” (Mat.
21:3).
Mungkin kita pernah gagal atau merasa
kurang pantas, tidak berarti, tidak berpengalaman, tidak bisa berbuat apa-apa.
Namun, TUHAN tetap memandang kita berharga. Kelemahan atau hal-hal buruk yang
pernah kita alami justru menjadi wahana Allah berkarya untuk kita bisa berbela
rasa dengan sesama yang menderita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar