Senin, 28 April 2014

Monday Spirit


Pentingnya Kata-Kata

 
Jean Paul Sartre, tokoh eksistensialis sekaligus juga sastrawan yang berfilsafat lewat roman dan seni pentas ingin menekankan tentang kata-kata.
Bagi Sartre kata-kata itu sangatlah penting. Lewat kata-kata kita dapat membangkitkan semangat seseorang, tetapi lewat kata-kata kita juga dapat membuat banyak orang menjadi terpuruk. Dari sana kita memahami bahwa kata-kata selalu mempunyai efek yang begitu besar bagi siapa pun yang mengucapkannya, juga yang menerimanya.

Hidup Ibarat Gema
Bagi kita yang mengucapkannya, kata-kata menjadi semacam sugesti yang perlahan-lahan akan kita terima sebagai sesuatu yang benar. Apa yang sering kita ucapkan itulah yang pada akhirnya kita lakukan. Ingatlah: kehidupan yang kita jalani bukanlah ditentukan oleh apa yang ada di luar diri kita, tetapi dari apa yang ada di dalam diri kita. Apa yang selalu kita ucapkan dan sampaikan pada akhirnya akan menjadi kecenderungan, dan kecenderungan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan pada akhirnya akan menjadi gaya hidup.
Dan, yang tidak boleh kita lupakan adalah: apa yang kita ucapkan kepada sesama kita sekaligus juga menjadi apa yang kita ucapkan pada diri kita sendiri. Yang mendengar kata-kata kita bukan hanya orang lain tetapi juga diri kita sendiri.
Bukankah hidup yang kita jalani itu ibarat sebuah gema. Apa yang kita teriakan itulah yang akan kita dengar kembali: jika meneriakkan apa yang baik, maka kita akan menerima kembali semua yang baik. Tetapi, jika kita meneriakkan apa yang buruk, kita akan kembali menerima yang buruk.

Tiga Saringan Kata

Socrates memberikan tiga saringan bagi setiap kita ketika ingin menggunakan kata-kata kita bagi sesama. Ketiga saringan itu adalah:
  1. Apakah hal yang kita hendak katakan itu adalah sesuatu yang benar. Artinya adalah sesuatu yang memang seperti itu adanya. Sesuatu yang otentik, tidak dibuat-buat dan bukan rekayasa. Benar itu artinya tidak salah. Benar artinya tepat.
  2. Apakah sesuatu yang hendak kita katakan itu adalah sesuatu yang baik. Dalam artian menimbulkan kebaikan bagi hubungan atau relasi yang hendak kita alami bersama dengan dia yang melaluinya kata-kata itu kita arahkan, serta memang mendatangkan kebaikan bagi mereka yang menerimanya.
  3. Apakah kata-kata yang hendak kita sampaikan itu menjadi sesuatu yang berguna. Apakah yang hendak kita sampaikan itu memiliki nilai tambah baik bagi diri kita yang menyampaikannya maupun bagi mereka yang menerimanya.

Kuasa Kata-Kata
Sebuah kisah ini menolong kita betapa kata-kata itu begitu sangat berpengaruh bagi mereka yang mendengarnya.
Sekali peristiwa seorang guru bijak menyampaikan pengajarannya kepada para muridnya tentang betapa pentingnya kata-kata. Sang guru menjelaskan bahwa dengan kata-kata kita dapat menghidupkan, tetapi sekaligus juga mematikan seseorang. Mendengar pengajaran yang disampaikan, salah satu dari muridnya berdiri dan menyanggah kuat-kuat apa yang diajarkan sang guru.
Setelah berkata panjang lebar, sang guru dengan suara tegas berkata: “Lebih baik kau diam murid brengsek!” Mendengar kalimat yang demikian, sang murid bukannya berhenti berbicara, tetapi dia menunjukkan kemarahan yang luar biasa. Saat itulah sang guru segera meminta maaf, dan dengan segera berkata: “Sikapmu cukup membuktikan betapa kata-kata itu sangatlah penting – mampu membuatmu tersenyum, tetapi juga gusar.”
Begitu pentingnya kata-kata, sehingga orang Yunani-Romawi mengkasifikasikannya sebagai sesuatu yang tidak mungkin diulang dalam hidup ini. Satu kali kita ucapkan, tidak mungkin untuk ditarik kembali. Dengan kata-kata kita dapat melukai, tetapi juga dapat merawat. Oleh karenanya di dunia ini tidak ada pedang dan pisau yang lebih tajam dari kata-kata.
Akhirnya: katakanlah segala sesuatu yang ingin Anda katakan sebagaimana kita ingin mendengarkan segala sesuatu yang ingin kita dengar. Jika kita ingin mendengar semua yang baik, maka katakanlah juga semua yang baik. (Imanuel Kristo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar