KUDA DAN UNTA
Pada suatu hari di negeri Kahyangan, Dewa sedang bersantai sambil mengamati
kudanya. Kuda itu indah
dan gagah. Semua anggota tubuhnya menggambarkan kualitas yang terbaik. Tetapi
tampaknya kuda itu tidak puas. Ia merasa ingin lebih sempurna lagi dalam segala hal. Ia rindu memiliki keindahan yang tak dapat
tertandingi oleh makhluk apa pun.
Maka mumpung sang Dewa tidak jauh dari dirinya berkatalah kuda itu, “O, Dewa yang baik, terima kasih Engkau telah
memberi aku keindahan luar biasa. Engkau juga telah memberikan banyak sifat
baik kepadaku. Aku sangat bersyukur kepada-Mu. Tetapi bagaimana pun aku masih
berharap agar Dewa dapat membuat aku lebih cantik. Dan aku sangat berterima kasih jika Engkau bisa mengabulkan permohonanku."
Dewa tersenyum dan berkata, “O, aku lebih dari siap untuk membuatmu lebih
indah. Katakan, dengan cara bagaimana engkau ingin
berubah?”
Kuda itu berkata, "Menurutku badanku ini kurang proporsional. Leherku terlalu
pendek. Jika Dewa dapat membuat leherku lebih
jenjang sedikit lagi, tubuh bagian atasku pasti akan jauh lebih indah. Dan jika
Dewa bisa membuat kakiku lebih langsing dan panjang, tubuh bagian bawahku akan terlihat jauh lebih elok pula."
Dewa berkata, "Amin wal alamin. Terjadilah seperti yang engkau inginkan, sekarang juga!” Seketika maka muncullah seekor unta di tempat itu. Dan kuda yang bersemayam dalam tubuh unta tersebut sungguh kaget tak mengira dirinya akan berubah begitu rupa. Ia begitu
kecewa, galau, dan mulai meratap, "O Dewa, aku ingin menjadi lebih
indah tetapi mengapa Engkau menjadikan aku jadi begini?"
"Lho, ini kan sesuai dengan yang engkau minta. Kini engkau telah menjadi unta. Jangan pernah meminta lebih dari apa yang Kuberikan. Jika engkau hanya
menuruti keinginanmu saja, engkau tidak akan pernah merasa
puas dan berhenti. Jika engkau mengeluh tentang leher dan
kaki yang terlalu pendek, ya beginilah jadinya. Engkau harus tahu: setiap hal dalam ciptaan-Ku memiliki kualitas terbaiknya
sendiri. Unta memang tidak secantik dirimu, tetapi ia mampu membawa beban yang
sangat berat dan memiliki rasa tanggung jawab yang luar biasa.”
Menemukan Tujuan Hidup
Kisah
ilustratif kuda dan unta tersebut menekankan pentingnya menemukan dan mengenali
jati diri dan panggilan
kita dalam hidup maupun bekerja, lalu berfokus menuntaskan atau mewujudkan hakikat terbaiknya.
Tiap manusia semestinya tidak
hanya menyadari potensi besar di dalam dirinya, tetapi juga memahami bahwa
hidup adalah tentang bagaimana membuat keputusan di antara berbagai pilihan.
Banyak orang yang mengatakan sulit
menemukan dan mengenali panggilan hidupnya dan karena itu tidak dapat
memaknai pekerjaannya lebih daripada sekadar mencari nafkah atau materi saja, lalu terus
mencari dan mencarinya tiada akhir. Ini tidak
ubahnya seperti kuda di
atas yang sesungguhnya diciptakan indah, tetapi selalu merasa kurang cantik. Repotnya, ia
sendiri tidak dapat merumuskan bagaimana sosok terbaik yang diinginkannya.
Akibatnya, ia kecewa justru
tatkala permintaannya dikabulkan.
Menemukan dan mengenali panggilan
hidup di dunia kerja bisa dimulai
dengan apa yang oleh Stephen R.
Covey dinamai berpikir terbalik atau berpikir dari akhirnya. Seperti
tatkala ingin membangun rumah, di benak para tukang sudah harus tergambar sosok
akhir dari rumah yang akan dibangun, barulah proses pembangunannya dimulai.
Merumuskan tujuan dan cita-cita
itu harus sejelas mungkin dengan mempertimbangkan bakat, kekuatan, dan potensi
diri kita. Dengan demikian, kita
akan terhindar dari kejadian di Kahyangan di atas. Kuda tidak menyangka dirinya berubah menjadi unta.
Gagasan
untuk Diterapkan:
1. Buatlah daftar 2-3 hal yang Anda
anggap merupakan kemampuan istimewa yang Tuhan berikan kepada Anda, yang juga
diakui orang-orang terdekat Anda, serta bagaimana hal tersebut jika
terus-menerus diasah akan menjadi kunci keberhasilan utama dalam pekerjaan
Anda.
2. Buatlah daftar 2-3 hal yang secara
alami Anda sukai dari pekerjaan Anda serta bagaimana hal-hal tersebut mampu
mengalahkan hal-hal yang kurang Anda sukai dari pekerjaan Anda.
3. Bagaimana dua hal di atas dapat
menjadi komponen utama untuk membentuk diri terbaik Anda, tentu saja dengan
mempertimbangkan anugerah Tuhan dan pimpinan Roh Kudus.
(Jansen Sinamo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar