Jumat, 11 April 2014

Kafe Etos




KUDA DAN UNTA

Pada suatu hari di negeri Kahyangan, Dewa sedang bersantai sambil mengamati kudanya. Kuda itu indah dan gagah. Semua anggota tubuhnya menggambarkan kualitas yang terbaik. Tetapi tampaknya kuda itu tidak puas. Ia merasa ingin lebih sempurna lagi dalam segala hal. Ia rindu memiliki keindahan yang tak dapat tertandingi oleh makhluk apa pun.

Maka mumpung sang Dewa tidak jauh dari dirinya berkatalah kuda itu, “O, Dewa yang baik, terima kasih Engkau telah memberi aku keindahan luar biasa. Engkau juga telah memberikan banyak sifat baik kepadaku. Aku sangat bersyukur kepada-Mu. Tetapi bagaimana pun aku masih berharap agar Dewa dapat membuat aku lebih cantik. Dan aku sangat  berterima kasih jika Engkau bisa mengabulkan permohonanku."

Dewa tersenyum dan berkata, “O, aku lebih dari siap untuk membuatmu lebih indah. Katakan, dengan cara bagaimana engkau ingin berubah?

Kuda itu berkata, "Menurutku badanku ini kurang proporsional. Leherku terlalu pendek. Jika Dewa dapat membuat leherku lebih jenjang sedikit lagi, tubuh bagian atasku pasti akan jauh lebih indah. Dan jika Dewa bisa membuat kakiku lebih langsing dan panjang, tubuh bagian bawahku akan terlihat jauh lebih elok pula."

Dewa berkata, "Amin wal alamin. Terjadilah seperti yang engkau inginkan, sekarang juga!” Seketika maka muncullah seekor unta di tempat itu. Dan kuda yang bersemayam dalam tubuh unta tersebut sungguh kaget tak mengira dirinya akan berubah begitu rupa. Ia  begitu kecewa, galau, dan mulai meratap, "O Dewa, aku ingin menjadi lebih indah tetapi mengapa Engkau menjadikan aku jadi begini?"

"Lho, ini kan sesuai dengan yang engkau minta. Kini engkau telah menjadi unta. Jangan pernah  meminta lebih dari apa yang Kuberikan. Jika engkau hanya menuruti keinginanmu saja, engkau tidak akan pernah merasa  puas dan berhenti. Jika engkau mengeluh tentang leher dan kaki yang terlalu pendek, ya beginilah jadinya. Engkau harus tahu: setiap hal dalam ciptaan-Ku memiliki kualitas terbaiknya sendiri. Unta memang tidak secantik dirimu, tetapi ia mampu membawa beban yang sangat berat dan memiliki rasa tanggung jawab yang luar biasa.”

Menemukan Tujuan Hidup
Kisah ilustratif kuda dan unta tersebut menekankan pentingnya menemukan dan mengenali jati diri dan panggilan kita dalam hidup maupun bekerja, lalu berfokus menuntaskan atau mewujudkan hakikat terbaiknya.

Tiap manusia semestinya tidak hanya menyadari potensi besar di dalam dirinya, tetapi juga memahami bahwa hidup adalah tentang bagaimana membuat keputusan di antara berbagai pilihan.

Banyak orang yang mengatakan sulit menemukan dan mengenali panggilan hidupnya dan karena itu tidak dapat memaknai pekerjaannya lebih daripada sekadar mencari nafkah atau materi saja, lalu terus mencari dan mencarinya tiada akhir. Ini tidak ubahnya seperti kuda di atas yang sesungguhnya diciptakan indah, tetapi selalu merasa kurang cantik. Repotnya, ia sendiri tidak dapat merumuskan bagaimana sosok terbaik yang diinginkannya. Akibatnya, ia kecewa justru tatkala permintaannya dikabulkan.

Menemukan dan mengenali panggilan hidup di dunia kerja bisa dimulai dengan apa yang oleh Stephen R. Covey dinamai berpikir terbalik atau berpikir dari akhirnya. Seperti tatkala ingin membangun rumah, di benak para tukang sudah harus tergambar sosok akhir dari rumah yang akan dibangun, barulah proses pembangunannya dimulai.

Merumuskan tujuan dan cita-cita itu harus sejelas mungkin dengan mempertimbangkan bakat, kekuatan, dan potensi diri kita. Dengan demikian, kita akan terhindar dari kejadian di Kahyangan di atas. Kuda  tidak menyangka dirinya berubah menjadi unta.

Gagasan untuk Diterapkan:
1.       Buatlah daftar 2-3 hal yang Anda anggap merupakan kemampuan istimewa yang Tuhan berikan kepada Anda, yang juga diakui orang-orang terdekat Anda, serta bagaimana hal tersebut jika terus-menerus diasah akan menjadi kunci keberhasilan utama dalam pekerjaan Anda.
2.       Buatlah daftar 2-3 hal yang secara alami Anda sukai dari pekerjaan Anda serta bagaimana hal-hal tersebut mampu mengalahkan hal-hal yang kurang Anda sukai dari pekerjaan Anda.
3.       Bagaimana dua hal di atas dapat menjadi komponen utama untuk membentuk diri terbaik Anda, tentu saja dengan mempertimbangkan anugerah Tuhan dan pimpinan Roh Kudus.
 

(Jansen Sinamo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar