AKAL-AKALAN MEMASUNG KEBEBASAN
Presiden—melalui Kementerian Agama—menyusun draft
Peraturan Presiden Kerukunan Umat Beragama (KUB). Draft Perpres ini isinya sama
persis dengan Rancangan Undang-undang KUB yang sekarang tidak jelas nasibnya. Mengapa sih, pemerintah begitu ngotot harus mengatur
kerukunan umat beragama? INSPIRASI volume 52 mengulasnya dalam rubrik fokus.
Pada dasarnya INSPIRASI berpendapat bahwa aturan semacam itu tidak perlu. Kerukunan itu sudah ada dalam masyarakat (baca features Kerukunan Kampung Sawah yang sangat menyentuh!).
Tentu, bukti intoleransi umat beragama itu ada dan nyata. Buktinya, puluhan gereja direcoki sepanjang tahun 2013. Lihat, apakah gereja Anda termasuk di sini? Jadi, mengapa kita perlu menolak? Bukan kita anti-kerukunan tapi justru karena kita pro-kerukunan dan kebebasan.
Nah… biar nggak ketinggalan info mengenai hal di atas; segera baca INSPIRASI vol. 52 (Edisi April 2014).
Ada cerita-cerita lain. Misalnya, bagaimana Monita Tahalea bisa menjadi penyanyi padahal awalnya sama sekali tidak pengin terjun ke bidang itu.
Ada lagi kisah nyata Pdt. Yusak. Dari delapan belas tahun usia pernikahannya, delapan tahun di antaranya ia harus mendampingi istrinya keluar-masuk rumah sakit lantaran Lupus. Pada akhirnya sang istri meninggal juga. Tapi, dari pengalaman itu banyak hal dia pelajari.
Eh… ada juga istilah Vox Populi, Vox Dei. Istilah ini sekarang jamak digunakan untuk melegitimasi suara mayoritas. Padahal, istilah itu bisa menjadi lain sekali artinya setelah kita membaca jawaban dari Pdt. Joas Adiprasetya.
Jadi, ayo baca INSPIRASI.
Pada dasarnya INSPIRASI berpendapat bahwa aturan semacam itu tidak perlu. Kerukunan itu sudah ada dalam masyarakat (baca features Kerukunan Kampung Sawah yang sangat menyentuh!).
Tentu, bukti intoleransi umat beragama itu ada dan nyata. Buktinya, puluhan gereja direcoki sepanjang tahun 2013. Lihat, apakah gereja Anda termasuk di sini? Jadi, mengapa kita perlu menolak? Bukan kita anti-kerukunan tapi justru karena kita pro-kerukunan dan kebebasan.
Nah… biar nggak ketinggalan info mengenai hal di atas; segera baca INSPIRASI vol. 52 (Edisi April 2014).
Ada cerita-cerita lain. Misalnya, bagaimana Monita Tahalea bisa menjadi penyanyi padahal awalnya sama sekali tidak pengin terjun ke bidang itu.
Ada lagi kisah nyata Pdt. Yusak. Dari delapan belas tahun usia pernikahannya, delapan tahun di antaranya ia harus mendampingi istrinya keluar-masuk rumah sakit lantaran Lupus. Pada akhirnya sang istri meninggal juga. Tapi, dari pengalaman itu banyak hal dia pelajari.
Eh… ada juga istilah Vox Populi, Vox Dei. Istilah ini sekarang jamak digunakan untuk melegitimasi suara mayoritas. Padahal, istilah itu bisa menjadi lain sekali artinya setelah kita membaca jawaban dari Pdt. Joas Adiprasetya.
Jadi, ayo baca INSPIRASI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar