Kamis, 24 April 2014

Inspirasi 5 Menit

Ketel dan Tutup

"True friendship is like sound health; the value of it is seldom known until it be lost."
(Charles Caleb Colton)

Dahulu kita memasak air panas menggunakan ketel. Kalau sekarang, orang menggunakan water dispenser, sehingga banyak orang yang tidak tahu lagi apa itu ketel. Zaman dulu pasangan hidup atau pertemanan yang begitu akur diandaikan seperti ketel dengan tutupnya. Kalau zaman sekarang mungkin lebih populer digambarkan dengan amplop dan perangko.

Dalam kehidupan nyata sekarang ini, apakah kita dapat seperti ketel dan tutup itu? Apakah kepedulian kita masih ada? Atau kepedulian itu sudah jauh berkurang? Untuk hadir di berbagai acara saja, kita sudah tidak ada waktu.

Manusia saat ini mempunyai pandangan sendiri, sehingga kondisi seperti ketel dan tutup sulit dicapai. Sebenarnya, kesuksesan setiap manusia itu bergantung juga pada orang lain. Sukses itu tidak berdiri sendiri. Di balik setiap kesuksesan ada orang lain yang berperan dalam hidup kita. Hanya seringkali kita tidak menyadari. Padahal di balik kesuksesan seorang suami, pasti ada isteri yang membuatnya sukses. Demikian pula sebaliknya.
Kita baru dikatakan berhasil meraih sukses kalau kita juga dapat membuat orang lain sukses bersama kita. Untuk mencapai sukses bersama itu, seseorang yang lebih kuat harus membantu yang lemah.

Anak Laki-laki dan Pohon Apel
Perhatikan kisah persahabatan seorang anak laki-laki dan pohon apel. Pada zaman dulu ada sebuah pohon apel yang besar.Pohon itu sangat menyayangi seorang anak laki-laki yang selalu bermain di bawahnya. Anak itu sering memanjat dan tidur di batang pohon apel. Membuat pohon itu sangat senang.

Waktu berlalu. Dan, anak laki-laki itu tidak pernah bermain di pohon itu lagi. Suatu hari, dia kembali ke tempat itu dan pohon apel mengajaknya bermain lagi. “Maaf Pohon … aku bukan anak kecil lagi. Aku ingin mempunyai mainan dan memerlukan uang untuk membelinya.”

Pohon apel menyahut, “Maaf, aku tidak memiliki uang. Tapi, aku memiliki buah-buah. Ambillah buahku dan juallah.” Anak laki-laki itu gembira dan pohon pun gembira karena dapat membantunya. Setelah peristiwa itu, si anak laki-laki itu tidak pernah kembali.

Suatu hari, laki-laki itu mengunjungi pohon apel itu. Pohon apel kembali mengajaknya bermain. Tetapi, anak yang sudah menjadi orang dewasa itu menjawab, “Wah, aku tidak bisa bermain-main lagi. Aku sudah bekerja dan harus membesarkan keluargaku. Aku sekarang butuh rumah.”

Pohon apel yang setia itu menjawab, “Ambillah rantingku untuk membangun rumahmu.” Keduanya pun gembira akhirnya.

Suatu ketika datang lagi orang itu yang kini sudah menjadi tua. Pohon apel tetap mengajaknya, ”Mari kita bermain …” Sang orang tua itu menjawab, ”Aku sudah tua, aku ingin beristirahat.”

Pohon apel  menjawab, ”Aku juga sudah tua dan tidak memiliki apa-apa lagi. Aku hanya memiliki akar, tapi itu cukup untuk kamu beristirahat.”

Maka beristirahatlah orang tua itu di akar pohon apel, dan mereka bergembira.Nah, itulah gambaran persahabatan yang tidak kenal pamrih.

Nah, hidup di dunia ini kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

1.      Tidak ada manusia yang unggul dalam segala bidang
Kita selalu memerlukan pertolongan seseorang. Untuk berhasil, kita memerlukan bantuan orang lain. Tim sepak bola yang sukses pasti memiliki pelatih yang luar biasa. Ingat, “No one is perfect, except God.”

2.      Dua lebih baik dari satu
Kata orang untuk berdansa tango harus ada dua orang. Memang ada dansa yang bisa dilakukan sendiri, tetapi untuk tango harus dilakukan berdua. Kalau berdoa berdua atau bertiga, kata orang juga efeknya akan lebih kuat daripada berdoa sendiri. Nah, hidup berkeluarga juga harus berdua. Melakukan segala sesuatu sendiri mungkin saja berhasil. Tetapi, hasil dari dua atau tiga orang bersama-sama pasti jauh lebih baik.

3.      Biarlah kita hidup berpadanan
Kita  harus hidup berpadanan dengan pasangan atau teman kita. Ada pepatah berkata, “Teman/pasangan adalah seseorang yang percaya kepada kamu pada saat kamu berhenti percaya pada dirimu sendiri.” Oleh karena itu, kita perlu teman atau pasangan hidup.

Setiap kita memiliki pohon apel dalam kehidupan kita. Yang membuat perbedaan hasil dari kehidupan kita ialah apakah kita sudah merawatnya atau belum. Kehidupan itu perlu dirawat, diberi pupuk, disirami dan disiangi.

Mari menyambut masa depan dengan semangat baru, menjadikan persahabatan kita dengan sesama, hubungan dengan pasangan, terlebih lagi hubungan dengan Tuhan –  seperti ketel dan tutup.

"A real friend is one who walks in when the rest of the world walks out."
                                                 Walter Winchell

(Samuel H. Tirtamihardja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar