Ferry Salim
10 Tahun Duta UNICEF
10 Tahun Duta UNICEF
Tahun ini Ferry Salim genap 10 tahun menjadi Duta Kehormatan Nasional UNICEF
(United Nations Children's Fund) untuk Indonesia. Pria kelahiran Palembang, 8
Januari 1967 ini merasa bangga bisa dipercaya selama satu dekade. “Saya merasa
bangga, paling tidak, anak-anak saya bangga kalau saya bisa menjadi Duta UNICEF
selama 10 tahun. Artinya, pekerjaan saya tidak mengecewakan UNICEF,” ujarnya.
Suami dari Merry Prakasa ini menuturkan kalau kegiatannya banyak sekali. “Misalnya memperkenalkan UNICEF kepada perusahaan-perusahaan supaya CSR-nya bisa diberikan kepada anak-anak Indonesia melalui UNICEF,” kata Ferry.
Sebagai Duta UNICEF, kata Ferry, kriterianya harus positif, sayang keluarga, sayang anak kecil dan willing to do kerjaan-kerjaan keras. Misalnya kita pergi ke daerah-daerah di Indonesia melakukan advokasi. Dengan terjun ke dalam organisasi dunia tersebut, ayah dari Brandon, Brenda dan Raoul ini berharap bisa meningkatkan kesejahteraan anak-anak Indonesia.
“Anak-anak Indonesia ini betul-betul diberi kesempatan untuk sejahtera, seperti saudara-saudara mereka yang lain di kota-kota besar. Meski belum mencukupi, tapi perubahan sudah cukup banyak. Misalnya angka kematian ibu dan bayi sudah berkurang. Tahukah Anda, setiap 3 menit ada bayi yang meninggal? Banyak anak-anak Indonesia yang tidak memiliki surat lahir. Kita tidak tahu kalau tidak terjun langsung,” jelasnya.
Suami dari Merry Prakasa ini menuturkan kalau kegiatannya banyak sekali. “Misalnya memperkenalkan UNICEF kepada perusahaan-perusahaan supaya CSR-nya bisa diberikan kepada anak-anak Indonesia melalui UNICEF,” kata Ferry.
Sebagai Duta UNICEF, kata Ferry, kriterianya harus positif, sayang keluarga, sayang anak kecil dan willing to do kerjaan-kerjaan keras. Misalnya kita pergi ke daerah-daerah di Indonesia melakukan advokasi. Dengan terjun ke dalam organisasi dunia tersebut, ayah dari Brandon, Brenda dan Raoul ini berharap bisa meningkatkan kesejahteraan anak-anak Indonesia.
“Anak-anak Indonesia ini betul-betul diberi kesempatan untuk sejahtera, seperti saudara-saudara mereka yang lain di kota-kota besar. Meski belum mencukupi, tapi perubahan sudah cukup banyak. Misalnya angka kematian ibu dan bayi sudah berkurang. Tahukah Anda, setiap 3 menit ada bayi yang meninggal? Banyak anak-anak Indonesia yang tidak memiliki surat lahir. Kita tidak tahu kalau tidak terjun langsung,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar