PASKAH Di Tengah Krisis Dunia Masa Kini
Bacaan:
Dan
sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat
mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang
tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
Hai
maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
Sengat
maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Tetapi
syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus
Kristus, Tuhan kita.
Karena
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan
giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan
dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
(1
Kor. 15: 54-58)
Penyertaan
Tuhan Dalam Penderitaan
Paskah adalah peristiwa agung dalam lembaran
sejarah Kerajaan Allah di tengah dunia, baik pada masa Perjanjian lama maupun
Perjanjian Baru. Karya pembebasan yang dilakukan Allah atas umat-Nya Israel
dari perbudakan Mesir merupakan awal dari pemahaman kita tentang Paskah. Paskah
dalam bahasa Ibrani pesakh, artinya,
lewat, lalu.
Ketika umat Israel akan meninggalkan tanah
perbudakan Mesir, Allah memerintahkan mereka, supaya lebih dahulu
mempersembahkan seekor anak domba yang tidak bercela bagi-Nya, serta
memercikkan sedikit dari darah anak domba itu pada kedua tiang pintu dan pada
ambang atas di setiap rumah mereka yang memakan domba Paskah tersebut. Allah
bersabda: “... Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu…” (Kel. 12: 1-28). Dengan demikian,
anak sulung mereka tidak akan mati, dan mereka dibebaskan dari perbudakan Mesir
itu.
Dengan demikian, peristiwa Paskah memperlihatkan
penyertaan Tuhan terhadap umat-Nya, yang sedang mengalami krisis atau
penderitaan selama mereka berada di Mesir, tempat perbudakan mereka.
Jadi, makna Paskah atas umat-Nya Israel dari
berbagai krisis yang mereka alami ialah suatu proses exodus. Sebab kuasa Allah yang kekal dan ajaib itu telah memberi
peluang kepada umat Israel
untuk keluar dari belenggu yang menindas selama dalam perbudakan Mesir.
Hidup yang
Penuh Pengharapan
Makna Paskah yang demikian jugalah yang terjadi
saat Yesus Kristus, dengan kerelaan-Nya, menanggung segala sengsara dan
penderitaan umat manusia, dengan kematian-Nya di kayu salib, dan menjadi kurban
perdamaian manusia dengan Allah. Agar dengan kematian-Nya, Ia mengoyakkan dan
merobohkan kuasa Iblis, dosa dan maut atau kematian itu.
Dengan demikian, Yesus tidak mau terbelenggu dalam
kematian. Ia bangkit, dan menang. Inilah inti dan hakikat Paskah. Dengan
peristiwa Paskah atau kebangkitan Yesus, umat manusia telah mengalami suatu
proses exodus yang baru, yaitu keluar
dari perhambaan Iblis, dosa dan maut, keluar dari berbagai penderitaan dan
sengsara, keluar dari berbagai krisis kehidupan yang memprihatinkan akibat dosa
atau kejahatan manusia.
Paskah atau kebangkitan Yesus telah mengangkat
kehidupan manusia dari keadaan yang penuh ketakutan, kebimbangan, dan
kesia-siaan pada suatu kehidupan baru yang penuh pengharapan, bahwa “hidup di
dunia ini tidak berakhir pada kematian, melainkan pada keselamatan yang kekal
oleh karena Yesus Kristus” (bnd.Why. 21: 1).
Ancaman
Berbagai Krisis
Perayaan Paskah saat ini bertepatan dengan suasana
dunia yang sedang dilanda berbagai krisis yang memprihatinkan. Sebab keadaan
dunia sekarang ini sedang dibayangi oleh ketegangan-ketegangan dan perselisihan
yang mengancam kehidupan manusia. Persaingan senjata mutakhir, ancaman perang
nuklir, ancaman senjata zat kimia, terorisme, pertentangan rasial dan agama,
krisis iman, moral, etik, ekonomi dunia yang mengancam kehidupan manusia.
Masyarakat dan bangsa kita pun kini dilanda krisis
multidimensi yang berkepanjangan. Krisis multidimensi tersebut telah membawa
dampak kebingungan dan kepanikan bagi semua kalangan, terutama lapisan
masyarakat kecil. Harga sembako melonjak. Banyak perusahaan melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) karena tidak sanggup menanggung biaya operasianol
perusahaan.
10 Makna
Paskah
Perayaan Paskah mempunyai arti dan makna yang sangat
besar bagi umat Kristen, terutama bagi mereka yang sedang dilanda badai
kehidupan sebab:
- Paskah mengingatkan kita akan penyertaan Allah terhadap umat-Nya yang dilanda berbagai krisis hidup, baik pada masa Perjanjian Lama maupun pada masa Perjanjian Baru. Immanuel, Tuhan beserta kita.
- Peristiwa Paskah atau kebangkitan Yesus merupakan bukti kepedulian Allah terhadap ratapan manusia yang terkapar tanpa pengharapan dalam belenggu dosa.
- Peristiwa Paskah adalah pembebasan Yesus terhadap manusia yang dilanda berbagai sengsara dan penderitaan, yang hak asasinya terhilang, yang tertindas, yang tertekan batin, yang tersisih, yang tersingkir dan terlupakan, terabaikan.
- Paskah memberi pengharapan dan kekuatan baru bagi kita di tengah kehidupan yang penuh tantangan dan ancaman ini.
- Paskah mengajak kita mempertinggi kepedulian sosial, dengan tidak mementingkan diri sendiri, ataupun kelompok. Paskah memampukan kita memberikan pemikiran dan upaya serta kerja sama yang baik dengan siapa pun dalam mengatasi berbagai krisis yang mengancam kehidupan sesama manusia.
- Paskah mengajak kita menjauhi sikap materialistis, konsumeristis yang mengakibatkan kedangkalan dan kekosongan iman sebagai orang Kristen.
- Paskah mengajak dan memampukan kita mengikis kandas sikap dan pola pikir eksklusif, diskriminatif, primordialistis, dan segala bentuk egoisme lainnya ataupun nepotisme. Karena semuanya itu tidak sesuai dengan arti dan makna hakiki dari penebusan dan pembebasan Yesus Kristus melalui Paskah yang meliputi keseluruhan eksitensi umat manusia.
- Paskah mangajak kita menegakkan disiplin dan ekualitas yang tinggi serta dalam segala kearifan meningkatkan etos kerja yang baik, sehingga kita mampu memberi sumbangan yang berharga dalam mengatasi krisis yang melanda bangsa kita.
- Paskah mengajak kita berupaya mewujudkan spiritualitas yang mendalam serta moralitas hidup yang tinggi, sehingga kehadiran kita tetap menjadi berkat bagi orang lain.
- Paskah memberikan optimisme serta kekuatan baru kepada kita, sebab Yesus telah bersabda kepada murid-murid-Nya dan kepada kita sekalian: “ … Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28: 20). Amin.
(Pdt. Dr. Farel Panjaitan, Firman Hidup 68, BPK Gunung Mulia, 2008.
Penulis adalah dosen di Universitas HKBP Nommensen, Medan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar