Kamis, 20 Maret 2014

MY EQ



Ubah Kelemahan Jadi Kekuatan!

RUSA BERHIDUNG MERAH

Alkisah, ada seekor rusa. Sayangnya, rusa ini punya hidung aneh. Hidungnya merah, bukan hitam seperti rusa lainnya. Karena itu, ia selalu ditertawakan kawanannya. Bahkan, beberapa kali orangtuanya sengaja mengecat hitam hidungnya. Namun, tetap saja tidak bisa menutupinya. Si rusa ini pun terus-menerus merasa minder dengan kondisinya. Hingga suatu ketika, rusa ini diambil untuk membantu Santa Klaus membagikan hadiah-hadiahnya di malam Natal.

Pada tahun-tahun awal, si rusa hidung merah belum mendapatkan kesempatan berkeliling jauh bersama Santa Klaus. Hingga pada suatu malam Natal, terjadilah badai dan kabut salju yang sangat tebal. Santa Klaus berkata, “Rusa hidung merahku. Hidungmu bisa menyala terang. Mungkin di tengah badai salju begini, kemampuanmu akan berharga untuk menerangi jalan yang jauh.” Akhirnya, si rusa hidung merah pun dipakai, dan seperti yang diperkirakan, rusa ini menjadi teman perjalanan bagi Santa Klaus.
Anda kenal si rusa ini, bukan? Namanya Rudolf. Hingga sekarang ada lagu Natal anak-anak klasik yang terus menyanyikan namanya.

Kisah di atas adalah gambaran kondisi yang sering kita alami. Tak terkecuali, di balik kekuatan dan talenta yang Tuhan berikan, kita mempunyai kelemahan-kelemahan. Sayangnya, kelemahan itu sering kali membuat kita “stuck” (macet) ataupun menghambat kemajuan kita.

Saya teringat rekan saya yang akhirnya tidak melanjutkan melamar di suatu perusahaan multinasional hanya gara-gara di bagian akhir proses rekrutmen itu ia harus presentasi. Baginya, presentasi adalah hal yang paling menakutkan dan paling tidak ia kuasai. Karena itulah, ia memilih mundur. Betapa sayang, sebuah kelemahan dan kekurangan, menjadi batu sandungan baginya. Padahal perusahaan itu menawarkan salah satu posisi impiannya.

H.C. Andersen
Namun, sebuah kondisi yang dianggap sebagai kekurangan justru bisa menjadi manfaat. Sebut saja, kisah penulis kisah anak-anak terkemuka H.C. Andersen yang terkenal. Ketika masih kecil, ia adalah anak yang pemalu dan sulit bergaul. Ia pun dijauhi lantaran wajahnya buruk. Memang, kalau diperhatikan H.C. Andersen memiliki bentuk hidung yang buruk.

Karena tidak banyak bergaul, H.C. Andersen banyak membangun khayalan dan lebih banyak mengurung diri di rumah. Nah, kesempatan mengurung diri ini digunakannya untuk menulis hingga menghasil­kan ratusan kisah dan dongeng anak-anak. Bahkan konon, kisah itik buruk rupa yang terkenal, adalah kisah pribadi H.C. Andersen yang menggambarkan dirinya sebagai “itik buruk rupa” yang bisa berubah menjadi angsa yang gagah.

The Freak Factor
Dalam pertunjukan sirkus zaman dulu sering kali ada acara freak show. Dalam acara ini ditampilkan manusia-manusia dengan bentuk dan kondisi aneh. Di sinilah, kekurangan bahkan “cacat” yang dianggap sebagai mengganggu diubah menjadi keuntungan yang mendatangkan manfaat finansial. Kemampuan untuk mengubah kelemahan Anda menjadi keuntungan dalam diri Anda itulah yang disebut the freak factor.

Nah, kembali kepada diri Anda, bagaimana membangun freak factor dalam diri Anda? Pertama-tama, bagaimanakah Anda melihat kekurangan dan kelemahan Anda? Apakah selama ini kekurangan, cacat, masalah menjadi batu sandungan dalam hidup Anda ataukah justru menjadi batu loncatan dalam kehidupan Anda untuk menjadi pribadi yang lebih baik?

Saya teringat kisah di bangsal sebuah rumah sakit jiwa di Aceh. Ada dua wanita tinggal di sana. Mereka sama-sama korban tsunami. Bedanya, yang satu tinggal sebagai pasien rumah sakit jiwa; satunya lagi sebagai suster yang merawat dan menolong. Perhatikan, dua orang bisa saja mengalami situasi sulit yang nyaris sama, tapi karena cara berpikir mereka yang berbeda, kondisi mereka pun berakhir dengan berbeda pula.

Ubahlah Mindset Anda

Bagaimana mengubah kekurangan menjadi kelebihan? Cara pertama dan terutama adalah dengan mengubah mindset Anda saat ini. Jika selama ini, Anda melihat kekurangan sebagai cacat yang menghambat, lihatlah bagaimana kekurangan bisa dimanfaatkan menjadi alat bantu.

Milton Erikson, bapak hipnoterapi modern, banyak menolong pasiennya dengan teknik hipnoterapi. Kenyataannya, sejak kecil Milton Erikson mengalami polio sehingga ia lumpuh. Namun, seperti yang ia katakan, “Dulu saya menyesali diri karena lumpuh. Sekarang, saya bersyukur. Karena lumpuh, saya punya ketekunan untuk mengamati orang dan kemampuan mengobservasi orang yang luar biasa tajamnya. Saya pun belajar membuat orang mendengarkan saya dengan fokus pada kualitas suara saya. Kondisi lumpuh ini ternyata banyak membantu saya!”

Kunci utamanya adalah melihat kembali hal-hal yang Anda anggap sebagai kekurangan dan kelemahan. Setelah itu, gunakan kacamata yang berbeda. Lihatlah dari sudut pandang yang lain. Jika digunakan di tempat dan kondisi yang berbeda, apakah manfaatnya kelemahan Anda itu?

Mulai sekarang, bangunkan kekuatan dari kelemahan tersebut. Seorang peserta training saya mengatakan, “Kelemahan saya adalah bosenan. Tidak bisa dan nggak tekun mengerjakan proyek jangka panjang!” Untungnya, ia punya bos yang pintar. Oleh bosnya, ia  diberi tugas dan proyek-proyek yang harus dikerjakan dan dituntaskan dalam tempo cepat. Ternyata, itulah kelebihannya yang membuatnya mendapatkan posisi yang semakin baik di perusahaannya karena prestasinya “mengerjakan proyek yang cepat selesai!”

Nah, mulai sekarang, tegakkan kepala dan lihatlah dari sudut pandang yang berbeda atas kekurangan dan kelemahan Anda! Jadilah kuat karena kelemahan Anda! [Anthony Dio Martin]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar