Ubah Kelemahan Jadi
Kekuatan!
RUSA BERHIDUNG MERAH
Alkisah, ada seekor rusa. Sayangnya, rusa ini punya hidung
aneh. Hidungnya merah, bukan hitam seperti rusa lainnya. Karena itu, ia selalu
ditertawakan kawanannya. Bahkan, beberapa kali orangtuanya sengaja mengecat
hitam hidungnya. Namun, tetap saja tidak bisa menutupinya. Si rusa ini pun terus-menerus
merasa minder dengan kondisinya. Hingga suatu ketika, rusa ini diambil untuk
membantu Santa Klaus membagikan hadiah-hadiahnya di malam Natal.
Pada tahun-tahun awal, si rusa hidung merah belum
mendapatkan kesempatan berkeliling jauh bersama Santa Klaus. Hingga pada suatu
malam Natal,
terjadilah badai dan kabut salju yang sangat tebal. Santa Klaus berkata, “Rusa
hidung merahku. Hidungmu bisa menyala terang. Mungkin di tengah badai salju
begini, kemampuanmu akan berharga untuk menerangi jalan yang jauh.” Akhirnya,
si rusa hidung merah pun dipakai, dan seperti yang diperkirakan, rusa ini
menjadi teman perjalanan bagi Santa Klaus.
Anda kenal si rusa ini, bukan? Namanya Rudolf. Hingga
sekarang ada lagu Natal
anak-anak klasik yang terus menyanyikan namanya.
Kisah di atas adalah gambaran kondisi yang sering kita
alami. Tak terkecuali, di balik kekuatan dan talenta yang Tuhan berikan, kita
mempunyai kelemahan-kelemahan. Sayangnya, kelemahan itu sering kali membuat
kita “stuck” (macet) ataupun menghambat kemajuan kita.
Saya teringat rekan saya yang akhirnya tidak
melanjutkan melamar di suatu perusahaan multinasional hanya gara-gara di bagian
akhir proses rekrutmen itu ia harus presentasi. Baginya, presentasi adalah hal
yang paling menakutkan dan paling tidak ia kuasai. Karena itulah, ia memilih
mundur. Betapa sayang, sebuah kelemahan dan kekurangan, menjadi batu sandungan
baginya. Padahal perusahaan itu menawarkan salah satu posisi impiannya.
H.C. Andersen
Namun, sebuah kondisi yang dianggap sebagai kekurangan
justru bisa menjadi manfaat. Sebut saja, kisah penulis kisah anak-anak
terkemuka H.C. Andersen yang terkenal. Ketika masih kecil, ia adalah anak yang
pemalu dan sulit bergaul. Ia pun dijauhi lantaran wajahnya buruk. Memang, kalau
diperhatikan H.C. Andersen memiliki bentuk hidung yang buruk.
Karena tidak banyak bergaul, H.C. Andersen banyak
membangun khayalan dan lebih banyak mengurung diri di rumah. Nah, kesempatan
mengurung diri ini digunakannya untuk menulis hingga menghasilkan ratusan
kisah dan dongeng anak-anak. Bahkan konon, kisah itik buruk rupa yang terkenal,
adalah kisah pribadi H.C. Andersen yang menggambarkan dirinya sebagai “itik
buruk rupa” yang bisa berubah menjadi angsa yang gagah.
The Freak Factor
Dalam pertunjukan sirkus zaman dulu sering kali ada
acara freak show. Dalam acara ini ditampilkan
manusia-manusia dengan bentuk dan kondisi aneh. Di sinilah, kekurangan bahkan “cacat”
yang dianggap sebagai mengganggu diubah menjadi keuntungan yang mendatangkan
manfaat finansial. Kemampuan untuk mengubah kelemahan Anda menjadi keuntungan
dalam diri Anda itulah yang disebut the freak
factor.
Nah, kembali kepada diri Anda, bagaimana membangun freak factor dalam diri Anda?
Pertama-tama, bagaimanakah Anda melihat kekurangan dan kelemahan Anda? Apakah
selama ini kekurangan, cacat, masalah menjadi batu sandungan dalam hidup Anda
ataukah justru menjadi batu loncatan dalam kehidupan Anda untuk menjadi pribadi
yang lebih baik?
Saya teringat kisah di bangsal sebuah rumah sakit jiwa
di Aceh. Ada dua wanita tinggal di sana. Mereka sama-sama
korban tsunami. Bedanya, yang satu tinggal sebagai pasien rumah sakit jiwa; satunya
lagi sebagai suster yang merawat dan menolong. Perhatikan, dua orang bisa saja
mengalami situasi sulit yang nyaris sama, tapi karena cara berpikir mereka yang
berbeda, kondisi mereka pun berakhir dengan berbeda pula.
Ubahlah Mindset Anda
Bagaimana mengubah kekurangan menjadi kelebihan? Cara
pertama dan terutama adalah dengan mengubah mindset
Anda saat ini. Jika selama ini, Anda melihat kekurangan sebagai cacat yang
menghambat, lihatlah bagaimana kekurangan bisa dimanfaatkan menjadi alat bantu.
Milton Erikson, bapak hipnoterapi modern, banyak menolong
pasiennya dengan teknik hipnoterapi. Kenyataannya, sejak kecil Milton Erikson
mengalami polio sehingga ia lumpuh. Namun, seperti yang ia katakan, “Dulu saya
menyesali diri karena lumpuh. Sekarang, saya bersyukur. Karena lumpuh, saya
punya ketekunan untuk mengamati orang dan kemampuan mengobservasi orang yang
luar biasa tajamnya. Saya pun belajar membuat orang mendengarkan saya dengan fokus
pada kualitas suara saya. Kondisi lumpuh ini ternyata banyak membantu saya!”
Kunci utamanya adalah melihat kembali hal-hal yang Anda
anggap sebagai kekurangan dan kelemahan. Setelah itu, gunakan kacamata yang
berbeda. Lihatlah dari sudut pandang yang lain. Jika digunakan di tempat dan
kondisi yang berbeda, apakah manfaatnya kelemahan Anda itu?
Mulai sekarang, bangunkan kekuatan dari kelemahan
tersebut. Seorang peserta training saya mengatakan, “Kelemahan saya adalah bosenan. Tidak bisa dan nggak tekun mengerjakan proyek jangka
panjang!” Untungnya, ia punya bos yang pintar. Oleh bosnya, ia diberi tugas dan proyek-proyek yang harus
dikerjakan dan dituntaskan dalam tempo cepat. Ternyata, itulah kelebihannya
yang membuatnya mendapatkan posisi yang semakin baik di perusahaannya karena prestasinya
“mengerjakan proyek yang cepat selesai!”
Nah, mulai sekarang, tegakkan kepala dan lihatlah dari
sudut pandang yang berbeda atas kekurangan dan kelemahan Anda! Jadilah kuat
karena kelemahan Anda! [Anthony Dio Martin]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar