Sekotak Cinta Kasih
Saya
telah menemukan suatu paradoks, di mana kalau kita mengasihi sampai terluka,
kita tidak akan pernah terluka lagi, yang tinggal hanyalah kasih.
(Mother
Teresa)
Cinta
kasih itu seperti simpanan uang di bank. Kalau kita terus menabung kasih
di bank kasih kita, simpanan kita akan
bertambah dan bahkan penuh. Kita menabung cinta kasih saat kita menunjukkan
kasih kepada orang di sekeliling kita. Tetapi simpanan cinta kasih kita akan
berkurang, kalau kita mengeluarkan kebencian, dan iri hati.
Bayangkan
kalau hidup kita penuh kebencian. Tahukah Anda, apabila kita marah akan
terbentuk 62 lekukan di wajah, sedangkan bila tersenyum hanya 26 lekukan saja.
Maka amarah dan kebencian membuat wajah kita berkerut dan kelihatan tua, sebaliknya
banyak tersenyum menjadikan kita awet muda.
Alkisah,
ada seorang anak berumur 3 tahun yang sangat mencintai ayahnya. Ia membuat
sebuah kotak cinta kasih untuk ayahnya dan membalutnya dengan kertas emas milik
ayahnya. Ketika ayahnya melihat ia menghabiskan kertas emas yang mahal, sang
ayah marah. Ketika keesokan harinya anak itu memberikan kotak itu kepada
ayahnya. Sang ayah bertambah marah karena di dalam kotak itu tidak ada isinya.
Ia menghardik anaknya, “Apakah kamu tidak tahu kalau kamu memberi hadiah itu
harus ada isinya -- bukan kotak yang kosong!”
Anak itu menangis, dan berkata
kepada ayahnya, “Ayah, kotak itu tidak kosong. Aku sudah meniupkan puluhan
ciuman cinta kasihku ke dalam kotak itu. Semuanya kuberikan untukmu, Ayah …”
Mendengar
jawaban puterinya, ayahnya terharu. Ia minta maaf dan memeluknya. Setelah
kejadian itu, ia selalu menyimpan kotak cinta kasih itu di samping ranjangnya.
Sebenarnya,
setiap kita diberi kotak cinta kasih. Hanya saja, kita sering tidak merasa mendapatkan
cinta kasih itu. Kita seringkali menuntut cinta kasih itu dari orang lain,
bahkan dari Tuhan, sementara kita tidak mau menebarkan kasih.
Beberapa
hal yang dapat saya bagikan …
1. Lihat Dari Hatinya
Kalau
kita menerima pemberian, jangan lihat nilainya, tetapi lihatlah hati yang
memberi. Biasanya si pemberi sudah memikirkan benda terbaik yang akan ia
berikan. Ia sudah menyediakan waktu untuk membelinya. Ia juga membeli hadiah
itu dengan penuh cinta kasih, menyediakan waktu membeli kartu dan memikirkan
ucapan indah untuk dituliskan. H. Jackson Brown Jr., berkata, “Kadangkala hati
melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh mata.”
Biasakan
mengucapkan terima kasih di dalam hati dan juga ungkapkan dengan kata untuk setiap pemberian yang kita terima.
Ucapan terima kasih itu akan terdengar sejuk dan diingat oleh orang yang telah
memberi.
3. Kembalikan Kasih
Kalau
kita sudah merasakan makna dari menerima kasih, jangan lupa untuk mengembalikan
kasih. Lebih baik memberi daripada menerima. Kalau kita ingin merasakan kasih
yang memang kita dambakan, berikanlah kasih. Hukum siklus berkata, ”Apa yang
kita berikan akan kembali lagi, berikan kasih, maka kasih akan kembali. Berikan
kebencian, maka kebencian akan menghampiri.”
Ingatlah
untuk selalu menyimpan kotak cinta kasih Anda, sehingga bila Anda mengalami
kesulitan, ingat betapa banyak orang yang mengasihi Anda. Dan yang pasti, Tuhan
selalu mengasihi Anda. (Samuel H. Tirtamihardja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar