Selasa, 10 Juni 2014

My EQ



Investasi Kebaikan

Alkisah, pada masa pemerintahan kekaisaran Qing, ada seorang pedagang bernama Zhang. Ia hendak menyeberang Sungai Yang Tze menuju kota Nanjing. Namun setelah menyeberang, ia kepagian. Pintu gerbang kota masih tertutup. Maka, ia meletakkan  barang-barangnya sementara ia beristirahat.

Beberapa saat kemudian, pintu gerbang dibuka dan saking bersemangatnya, Zhang masuk ke gerbang kota dan barangnya ketinggalan. Setelah berkeliling beberapa saat, barulah ia sadar barangnya tertinggal. Lalu, ia kembali ke depan pintu gerbang kota. Dengan hati berdebar-debar, ia mencari barang-barangnya yang sudah tidak ada di tempatnya. 

Namun, di samping pintu gerbang kota, ia bertemu seorang kakek tua yang menyapanya. “Saya menemukan barang-barang ini di depan gerbang. Apakah ini milikmu?” tanya si kakek. Si pedagang merasa lega dan berkata, “O ya, betul Kakek. Itu barangku dan di dalamnya ada dua kantong perak.” 

Dan ketika diperiksa, kedua kantong perak itu masih utuh. Si pedagang itu begitu berterima kasih dan melanjutkan liburannya. Melihat sikap Zhang, sebenarnya si kakek ini agak menggerutu dalam hatinya. Ia berharap, mungkin akan mendapatkan beberapa keping perak sebagai imbalan atas kebaikannya.

Singkat cerita, setelah beberapa hari di Nanjing, si pedagang Zhang ingin pulang menyeberangi Sungai Yang Tze. Sebelum sempat naik ke kapal, terjadilah angin puting beliung yang amat mengerikan. Banyak rumah yang porak poranda dan kapal-kapal dari kejauhan pun tampak terbalik dan tenggelam. Untungnya, Zhang belum naik kapal. 

Namun, dari kejauhan hatinya pun tergerak. Ia pun berpikir, “Di kantongku masih ada beberapa uang perak yang sebenarnya mungkin saja sudah akan hilang kalau bukan karena kebaikan seorang kakek. Sekarang mungkin saatnya aku kembalikan uang itu dengan kebaikan yang lain.”
 
Maka, setelah agak reda angin badainya, ia membayar beberapa perahu untuk menyelamatkan orang-orang dan perahu yang tampak tenggelam. Akhirnya, berkat usaha pedagang Zhang, banyak orang yang diselamatkan. Dan tahukah Anda, salah satu orang yang terselamatkan? Dia adalah anak dari kakek yang telah mengembalikan kantong perak itu!

Pelajaran Moral Soal Kebaikan

Dari kisah di atas, kita sungguh belajar, kebaikan hati bukanlah matematika. Ketika kita menabur satu kebaikan, kembalinya tidak selalu satu. Kadang kembalinya bisa seratus, bahkan bisa tidak ada kembalinya. Karena itu, banyak orang yang melakukan kebaikan dengan harapan akan menerima pahalanya langsung, seringkali akan merasa sangat kecewa.  Banyak orang yang melakukan kebaikan hati lantas berhitung seperti hitungan investasi modal atau tabungan.

Kebaikan, pada dasarnya tidaklah bekerja seperti itu. Kadangkala, ketika kita melakukan kebaikan, hasilnya dan keuntungannya tidak langsung bisa dirasakan. Bahkan, terkadang ketika melakukan hal yang baik, orang yang menerimanya tidak mengucapkan sepatah kata terima kasih pun. Tetapi, yang namanya kebaikan, bukanlah hitungan untung rugi. Suatu ketika, kita mungkin akan dibalas, mungkin juga tidak, tidak pernah ada yang tahu. Yang jelas, kebaikan adalah investasi yang kita terima bunganya di surga, bukan di dunia. Kalaupun di dunia ini kita menerimanya, anggaplah sebagai bonus!

Kisah di atas juga mengingatkan kita bahwa balasan atas kebaikan Anda, mungkin bukan Anda yang akan menerimanya. Saya teringat kisah seorang rekan saya yang suatu ketika keluarganya ditolong karena kabaikan hati orangtuanya. Ternyata, orang yang menolongnya masih ingat, bahwa ketika dirinya susah, ia pernah dibantu oleh ayah rekan saya tersebut. Jadi, kebaikan yang pernah dilakukan oleh ayahnya kini berbalik menjadi berkat untuk keluarga mereka.

Saya punya personal story. Ayah saya adalah seorang yang luar biasa baiknya. Bahkan untuk mengenangnya, ada sebuah bukit di daerah Toho-Menjalin daerah Kalbar yang diberi nama dengan nama ayah saya. Bukit Song Fa namanya. Padahal ayah saya hanya seorang petani dan sopir bis kota. 

Namun, masyarakat begitu mengenang kebaikannya. Bahkan lama setelah ayah meninggal, keluarga kami masih sering merasakan “bunga” kebaikannya dalam bentuk pertolongan dan bantuan, pada saat keluarga kami kekurangan dan kesulitan. Nah, itulah yang disebut buah investasi kebaikan. Sulit dimengerti dengan logika dan matematika. So, just be kind! (Anthony Dio Martin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar