Kamis, 19 Juni 2014

Kabat Kita



Imago Creative Conference
SAATNYA BERUBAH DENGAN KREATIF

Yayasan Cahaya Bagi Negeri (CBN) Indonesia yang bergerak dalam bidang media dan kemanusiaan kembali menggelar agenda tahunan bagi anak muda. Dengan mengusung tema IMAGO Creative Conference & Film Festival, acara ini dimaksudkan untuk menginspirasi generasi muda untuk menghasilkan karya-karya kreatif dan positif untuk membangun masyarakat. Selain itu, juga diharapkan dapat membangun kolaborasi dunia kerja dan pelayanan media.

Acara yang menggabungkan dunia kerja, kreativitas, misi, dan media ini berlangsung dua hari, terbagi dalam sesi workshop  dan conference. Workshop berlangsung di Blitz Megaplex, Grand Indonesia dengan menghadirkan Garin Nugroho (sutradara), Lukman Sardi (aktor), Nicoline Patricia (fotografer), Titien Wattimena (penulis naskah) & Arswendo Atmowiloto (budayawan).
Sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang berbagi dalam sesi konferensi di Upper Room, Wisma Nusantara, Jakarta. Wakil Gubernur DKI Ir. Basuki T. Purnama berbagi tentang rasa “gemas” terhadap sikon bangsa dan pesan ayahnya yang mendorong dia terjun ke dunia politik. Fofo Sariaatmadja, Presiden Direktur PT Surya Citra Media Tbk (holding company of SCTV) membahas tentang mimpi yang layak diperjuangkan dan yang tidak. Ia mengisahkan perjalanannya dalam mengelola industry televisi.

Ada juga tokoh pluralis, aktivis keagamaan, sosial, dan media. Mereka ini Yenny Wahid, Albertus Patty, Ulil Abshar Abdalla, Romo Franz Magnis Suseno, Jim Yost, Eko Nugroho,  Danny Oei, dan Mark McClendon.

Empat Revolusi Ide
Mark yang menjabat Regional Director CBN Indonesia/Myanmar mengingatkan bahaya revolusi ide yang tengah mengancam umat beragama, bukan hanya Krsiten. Ada 4 revolusi ide menurut Mark, yakni: tsunami multimedia, moralitas dunia baru, gerakan anti-Tuhan, dan agama baru: manusia sebagai Tuhan. Dari 4 hal itu, untuk kondisi Indonesia, tsunami multimedia perlu mendapat perhatian serius.

Saat ini, lanjut Mark, tengah terjadi pelipatgandaan media sosial, on-line, dan internet. Pengaruh media akan berlipat tiga pada dekade mendatang. Orang akan lebih mencari jawaban di internet, yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan. Menghadapi hal itu, Mark menegaskan, “Kita harus bangkit, bertindak dan berpikir secara beda. Harus nasionalis, kebangsaan, melihat gambar besarnya. Ini waktunya gereja berubah.” (Gie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar