Rabu, 25 Februari 2015

Momen Inspirasi



Krisis Cinta

Saat ini kita sedang diperhadapkan dengan pelbagai macam krisis di seluruh dunia. Tetapi ada satu krisis yang sangat serius. Bukan krisis ekonomi, juga bukan krisis politik atau keamanan. Tetapi krisis cinta. Jangan anggap remeh tentang cinta. Kelihatannya sederhana, tetapi cintalah yang membuat hidup ini indah.

Cinta adalah amnesti kehidupan buat kita. Konon, cintalah yang membuat bumi berputar. Cinta yang membuat seorang pria berani membela kekasihnya. Cinta juga yang membuat seorang ayah, suami, terus berdiri tegak membela keluarganya. Cinta juga yang membuat seorang ibu berani terus berjuang bagi anak-anaknya. Cinta yang membuat roda kehidupan terus berputar.

Mari kita perhatikan keadaan kita. Apakah kita masih memiliki cinta? Sebab, tanpa cinta membuat hidup tidak berarti. [Andreas Nawawi]

Spotlight



Chelsea Islan
Saya Ingin Membuat Revolusi Seni

“Sudah cek tokopedia belum?” begitu sapa gadis berwajah unyu ini dalam suatu iklan di layar kaca. Siapa dia?

Usianya masih 19 tahun, tapi nama Chelsea Islan kian bersinar. Dalam waktu singkat namanya semakin eksis dalam seni peran di Indonesia. Sejumlah karya sudah ditorehkan gadis kelahiran New York, 2 Juni 1995 ini. Bagi penggemar sinetron komedi, wajahnya tentu sudah tidak asing lagi. Setiap malam, akting Chelsea dapat dinikmati dalam sitcom “Tetangga Masa Gitu” di NET TV. 

Debut akting Chelsea mulai dengan film Refrain bersama Afgan dan Maudy Ayunda. Setelah itu, ia bermain di Street Society. Meski bukan pemeran utama, akting Chelsea tampak menonjol. Ia lantas mendapat peran sebagai mahasiswa saat Tragedi Trisakti 1998 dalam film Di Balik 98 besutan sutradara Lukman Sardi yang dirilis Januari 2015.

Mendapat Kepercayaan
Totalitasnya dalam akting membuat Chelsea dipercaya memerankan karakter Merry Riana, sosok wanita pengusaha, penulis, dan motivator ternama Indonesia yang menjadi miliarder di usia 23 tahun dan meraih 1 juta dollar Singapore (setara 9,5 miliar untuk kur sekarang) pada usia 26 tahun. Film biopic ini diangkat dari salah satu bukunya berjudul Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar. Sebagai pendatang baru, Chelsea merasa sangat bersyukur dengan kesempatan demi kesempatan yang menghampirinya. ’’Saya bersyukur banget. Tantangan juga sih,’’ ujarnya.

Chelsea merasa punya kesamaan dengan tokoh Merry Riana. ’’Ada cerita ketika Mbak Merry ikut MLM dan ditipu gede-gedean. Saya juga pernah ikut MLM.  Jadi, saya tahu ketika harus presentasi di depan orang. Hanya, saya tidak pernah ketipu seperti itu. Cuma tahu banget lah rasanya,’’ ungkapnya.

Untuk mendapatkan peran bukan proses mudah. Chelsea harus melewati casting beberapa kali. Ia pun menuturkan, “Untuk mendapatkan peran Merry Riana yang begitu luar biasa, saya casting sampai 2 kali. Saya sangat senang dan bersyukur bisa memerankan Merry Riana, motivator sukses yang meraih 1 juta dolar di usia muda. Sedangkan untuk film Di Balik 98, banyak sekali kandidatnya. Saya juga casting sampai 3 kali. Harus re-cast dan bertemu dengan sutradaranya dan juga beberapa produser.”

Lewat perannya sebagai Merry Riana, Chelsea mengaku belajar banyak hal. “Saya belajar banyak dari Mbak Merry Riana, bagaimana harus bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Saya juga belajar bahwa hidup itu tidak gampang. Mencari pekerjaan itu tidak mudah. Semua butuh perjuangan dan kerja keras. Tidak ada yang mudah dalam hidup ini. Harus selalu berusaha untuk mencapai dan mewujudkan mimpi kita sendiri dan membawa kebaikan untuk orang lain.”

Dua film terbaru yang dibintangi Chelsea berhasil menggaet ratusan ribu penonton. Film Merry Riana ditonton lebih dari 700 ribu orang. Sementara, film Di Balik 98 sudah meraup lebih dari 400 ribu penonton. Dari jumlah penonton terbilang fantastis karena kebanyakan film Indonesia sulit menggapai angka 100 ribu penonton.

Film bagi Chelsea merupakan media yang baik untuk menyampaikan hal-hal baik, khususnya kepada generasi penerus bangsa. Chelsea memiliki mimpi memajukan perfilman Indonesia lewat film-film yang cerdas. Itu sebabnya ia selektif dalam memilih peran. Ia ingin film Indonesia dihargai di dunia internasional. "Saya ingin menjadi bagian dari kemajuan perfilman Indonesia. Hal ini bisa diwujudkan kalau kita bisa membuat film-film yang cerdas."

Membuat Perubahan
Sebagai anak muda yang energik, Chelsea juga sangat peduli terhadap isu-isu social. Atas kepedulian itu, Chelsea didapuk menjadi duta Indonesia Youth Conference, duta Indonesia Menari, dan duta muda kanker payudara.

Sejak remaja Chelsea menaruh minat pada banyak bidang yang bermuara pada satu hal: membuat perubahan. Sulung dari 2 bersaudara ini memiliki impian besar. “Saya ingin mengambil begitu banyak jurusan, tetapi yang saya paling suka adalah sinematografi, psikologi, filsafat, dan sosiologi. Saya juga suka bicara mengenai politik. Saya ingin suatu hari bisa membuat perubahan di Indonesia,” ungkapnya.

Menilik kondisi seni peran dan perfilman di Indonesia saat ini, Chelsea menilai seni peran di Indonesia belum dihargai dan didukung sepenuhnya dari pemerintah. “Saya ingin sekali pemerintah mendukung perfilman Indonesia. Seperti di luar negeri, industri film mereka maju karena begitu banyak dukungan dari negera. Di sini teater pun bisa dibilang mati. Kalau di luar negeri mereka bisa setiap Sabtu-Minggu ke teater untuk nonton dan hang out seperti di Broadway. Saya ingin membuat revolusi seni, makanya saya bangga membuat hashtag #SenimanMudaBerkarya di twitter,” tandasnya. [gie]


Senin, 23 Februari 2015

Monday Spirit



Secangkir Kopi dengan Garam


Seorang mahasiswa yang santun tertarik dengan seorang mahasiswi adik kelasnya. Berkali-kali dia ragu menyatakan rasa cintanya karena takut ditolak. Namun, hari itu setelah pesta kampus, dia memberanikan diri mengajak sang gadis ke kafe dekat kampus mereka. Ternyata, gadis itu menerima tawarannya.

Memecah Kebisuan
Sepanjang jalan mereka tidak tahu harus berbicara apa, sampai akhirnya mereka tiba di kafe. Mereka mengambil tempat duduk di salah satu sudut kafe dengan harapan bisa bicara lebih banyak. Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Mereka lebih banyak diam. Hal itu membuat keduanya tampak tidak nyaman. Hingga akhirnya sang gadis berkata, “Kita pulang saja...” Sang pria tersentak. “Bolehkah kita memesan kopi dulu?” pintanya.

Gadis muda itu mengangguk tanda setuju, tanpa berbicara sepatah kata pun. Ketika pramusaji datang, gadis itu memesan segelas juice sementara pria temannya dengan cepat berkata, “Aku minta kopi hitam dengan garam”.

Permintaannya itu mengejutkan teman perempuannya. “Kebiasaan minum kopimu agak aneh, lain dari yang lain,” katanya. Sang pria langsung menyahut: “Ya... aku menghabiskan masa kecil hingga remajaku di pantai. Kami tinggal di pinggiran pantai. Keluargaku komunitas pantai. Sampai sekian lama aku belum pulang dan berjumpa dengan mereka. Aku sangat merindukan mereka. Namun, aku harus bertanggung jawab dengan pemberi beasiswa yang menuntutku untuk selesai cepat.” Tampak kesedihan terlukis di wajah pemuda itu. Namun, dari sanalah kemudian mereka saling bercerita satu sama lain hingga mereka tampak begitu dekat dan akrab.

Dalam perjalanan waktu mereka menjadi sepasang kekasih. Setelah lulus dan masing-masing mendapatkan pekerjaan yang baik, mereka pun menikah, menjadi pasangan suami-istri yang saling mencinta hingga dua anak mereka beranjak dewasa.

Kebenaran Terungkap
Suatu saat, ketika sang istri membereskan buku-buku lama, dia menemukan sebuah surat terselip di salah satu buku wajib perkuliahan mereka dulu. Dia membukanya. Ternyata surat itu ditulis oleh kekasihnya. Di dalamnya tertulis demikian:

Kekasihku maafkan atas kebohonganku selama ini, sesungguhnya aku sangat tidak suka kopi hitam dengan garam. Kejadian di kafe itu karena kegugupanku berhadapan denganmu. Aku bermaksud memesan “kopi hitam dengan sedikit gula”, tetapi yang keluar malah “kopi hitam dengan sedikit garam”.

Aku memang dari komunitas pantai, tetapi aku lebih suka minum kopi hitam dengan sedikit gula daripada dengan garam. Sejak itu sampai sepanjang perkawinan kita kau selalu menyajikan kopi hitam dengan sedikit garam buatku setiap hari – sekalipun demikian aku senang karena kesalahan itu kita bisa menikmati manisnya cinta. Dan yang luar biasa, kopi hitam dengan sedikit garam yang kau sajikan tetap terasa nikmat saat aku meminumnya – terima kasih kekasihku, aku berjanji tidak pernah akan membohongimu lagi dalam hal apapun.”

Ubah Ratapan Menjadi Tarian
Tidak jarang jiwa kita menjadi sedih, susah dan menderita akibat kesalahan yang tidak kita rencanakan. Kita merasa susah ketika terselip kerusakan di antara banyak keindahan yang kita harapkan. Saat itulah kita kehilangan makna dalam kehidupan yang tidak sepenuhnya buruk. Pada umumnya banyak orang juga merasa bahwa pengalaman atau kesulitan seperti itu menjadi sesuatu yang menyulitkan untuk menjadikan dirinya sebagaimana mestinya bahagia, gembira dan bebas dari ketidaknyamanan.

Tidak jarang kita menganggap “penderitaan” itu sebagai sesuatu yang sangat mengganggu atau bahkan tidak memiliki makna apa-apa. Padahal, sesungguhnya kita dapat membebaskan diri kita dari hal itu secara kreatif. Pengalaman, seburuk apapun sesungguhnya tidak pernah akan dapat menghalangi kita untuk dapat menggenggam kenyataan yang indah.

Salah satu pertanyaan besar dalam hidup yang kita jalani bukanlah tentang apa yang terjadi dalam hidup kita, tetapi bagaimana kita tetap hidup dan menjalani apapun yang terjadi dalam hidup kita. Bukan tidak mungkin kemenangan kita justru tersembunyi dalam penderitaan dan kemalangan kita.

Salah satu penulis spiritual Julian dari Norwich menolong kita untuk dapat tetap optimis sekalipun segalanya tampak tidak mungkin. Julian menuliskan demikian: “Jika jiwa kita diombang-ambingkan oleh prahara dan diganggu serta disayat oleh kecemasan – maka saat itulah waktunya bagi kita untuk berdoa – di dalam doa bukan tidak mungkin Sang Khalik sedang menarik kita dalam cinta-Nya yang lebih dalam”.

Selamat berusaha mengubah ratapan menjadi tarian. [Imanuel Kristo]