Rabu, 25 Februari 2015

Spotlight



Chelsea Islan
Saya Ingin Membuat Revolusi Seni

“Sudah cek tokopedia belum?” begitu sapa gadis berwajah unyu ini dalam suatu iklan di layar kaca. Siapa dia?

Usianya masih 19 tahun, tapi nama Chelsea Islan kian bersinar. Dalam waktu singkat namanya semakin eksis dalam seni peran di Indonesia. Sejumlah karya sudah ditorehkan gadis kelahiran New York, 2 Juni 1995 ini. Bagi penggemar sinetron komedi, wajahnya tentu sudah tidak asing lagi. Setiap malam, akting Chelsea dapat dinikmati dalam sitcom “Tetangga Masa Gitu” di NET TV. 

Debut akting Chelsea mulai dengan film Refrain bersama Afgan dan Maudy Ayunda. Setelah itu, ia bermain di Street Society. Meski bukan pemeran utama, akting Chelsea tampak menonjol. Ia lantas mendapat peran sebagai mahasiswa saat Tragedi Trisakti 1998 dalam film Di Balik 98 besutan sutradara Lukman Sardi yang dirilis Januari 2015.

Mendapat Kepercayaan
Totalitasnya dalam akting membuat Chelsea dipercaya memerankan karakter Merry Riana, sosok wanita pengusaha, penulis, dan motivator ternama Indonesia yang menjadi miliarder di usia 23 tahun dan meraih 1 juta dollar Singapore (setara 9,5 miliar untuk kur sekarang) pada usia 26 tahun. Film biopic ini diangkat dari salah satu bukunya berjudul Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar. Sebagai pendatang baru, Chelsea merasa sangat bersyukur dengan kesempatan demi kesempatan yang menghampirinya. ’’Saya bersyukur banget. Tantangan juga sih,’’ ujarnya.

Chelsea merasa punya kesamaan dengan tokoh Merry Riana. ’’Ada cerita ketika Mbak Merry ikut MLM dan ditipu gede-gedean. Saya juga pernah ikut MLM.  Jadi, saya tahu ketika harus presentasi di depan orang. Hanya, saya tidak pernah ketipu seperti itu. Cuma tahu banget lah rasanya,’’ ungkapnya.

Untuk mendapatkan peran bukan proses mudah. Chelsea harus melewati casting beberapa kali. Ia pun menuturkan, “Untuk mendapatkan peran Merry Riana yang begitu luar biasa, saya casting sampai 2 kali. Saya sangat senang dan bersyukur bisa memerankan Merry Riana, motivator sukses yang meraih 1 juta dolar di usia muda. Sedangkan untuk film Di Balik 98, banyak sekali kandidatnya. Saya juga casting sampai 3 kali. Harus re-cast dan bertemu dengan sutradaranya dan juga beberapa produser.”

Lewat perannya sebagai Merry Riana, Chelsea mengaku belajar banyak hal. “Saya belajar banyak dari Mbak Merry Riana, bagaimana harus bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Saya juga belajar bahwa hidup itu tidak gampang. Mencari pekerjaan itu tidak mudah. Semua butuh perjuangan dan kerja keras. Tidak ada yang mudah dalam hidup ini. Harus selalu berusaha untuk mencapai dan mewujudkan mimpi kita sendiri dan membawa kebaikan untuk orang lain.”

Dua film terbaru yang dibintangi Chelsea berhasil menggaet ratusan ribu penonton. Film Merry Riana ditonton lebih dari 700 ribu orang. Sementara, film Di Balik 98 sudah meraup lebih dari 400 ribu penonton. Dari jumlah penonton terbilang fantastis karena kebanyakan film Indonesia sulit menggapai angka 100 ribu penonton.

Film bagi Chelsea merupakan media yang baik untuk menyampaikan hal-hal baik, khususnya kepada generasi penerus bangsa. Chelsea memiliki mimpi memajukan perfilman Indonesia lewat film-film yang cerdas. Itu sebabnya ia selektif dalam memilih peran. Ia ingin film Indonesia dihargai di dunia internasional. "Saya ingin menjadi bagian dari kemajuan perfilman Indonesia. Hal ini bisa diwujudkan kalau kita bisa membuat film-film yang cerdas."

Membuat Perubahan
Sebagai anak muda yang energik, Chelsea juga sangat peduli terhadap isu-isu social. Atas kepedulian itu, Chelsea didapuk menjadi duta Indonesia Youth Conference, duta Indonesia Menari, dan duta muda kanker payudara.

Sejak remaja Chelsea menaruh minat pada banyak bidang yang bermuara pada satu hal: membuat perubahan. Sulung dari 2 bersaudara ini memiliki impian besar. “Saya ingin mengambil begitu banyak jurusan, tetapi yang saya paling suka adalah sinematografi, psikologi, filsafat, dan sosiologi. Saya juga suka bicara mengenai politik. Saya ingin suatu hari bisa membuat perubahan di Indonesia,” ungkapnya.

Menilik kondisi seni peran dan perfilman di Indonesia saat ini, Chelsea menilai seni peran di Indonesia belum dihargai dan didukung sepenuhnya dari pemerintah. “Saya ingin sekali pemerintah mendukung perfilman Indonesia. Seperti di luar negeri, industri film mereka maju karena begitu banyak dukungan dari negera. Di sini teater pun bisa dibilang mati. Kalau di luar negeri mereka bisa setiap Sabtu-Minggu ke teater untuk nonton dan hang out seperti di Broadway. Saya ingin membuat revolusi seni, makanya saya bangga membuat hashtag #SenimanMudaBerkarya di twitter,” tandasnya. [gie]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar