Sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa minggu
pertama kehidupan bayi di rumah merupakan masa adaptasi yang signifikan, baik
bagi sang bayi maupun orangtuanya. Bukan hal yang jarang terjadi, bila seorang
bayi yang baru saja selesai disusui kemudian menangis, sepertinya tanpa alasan
yang jelas. Dalam kasus-kasus demikian, akan sangat menolong bila orangtua
mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada bayi yang baru lahir, sehingga dapat
menyikapi kerewelan bayinya dengan lebih pengertian.
Seorang bayi yang baru lahir umumnya rewel karena ia
memerlukan waktu untuk merasa nyaman di luar kandungan ibunya, yang merupakan
lingkungan baru baginya. Sistem saraf seorang bayi yang baru lahir memerlukan
waktu untuk beradaptasi dengan berbagai sensasi yang ada di lingkungan barunya.
Umumnya bayi lebih mudah merasa terganggu di tiga bulan pertama kehidupannya,
karena pada masa tersebut otak bayi masih berfungsi secara refleks. Akibatnya,
berbagai sinyal dari lingkungan (seperti bunyi, perubahan cahaya, dan
lain-lain) yang masuk ke otak bayi, langsung direspon tanpa saringan, tidak
seperti yang terjadi pada otak orang dewasa. Dan satu-satunya cara yang diketahui
bayi untuk merespons sinyal-sinyal tersebut adalah dengan menangis. Jadi
bukanlah salah sang bayi, bila ia rewel. Ia tidak mengetahui cara lain untuk
merespon berbagai sinyal dari lingkungan yang masuk ke otaknya.
Setelah tiga bulan, umumnya keadaan akan menjadi
lebih baik. Tangisan dan rengekan bayi biasanya berkurang dari rata-rata tiga
jam per hari di tiga bulan pertama, menjadi rata-rata sejam per hari.
Jam Tidur
Sebenarnya, bayi yang baru lahir rata-rata tidur
selama 16 jam sehari dan hanya bangun selama rata-rata 8 jam sehari. Namun,
tidur selama 16 jam tersebut terbagi dalam beberapa periode dalam kurun waktu
24 jam. Akibatnya, orangtua yang mengasuh bayi yang baru lahir biasanya
maksimum hanya dapat tidur tenang selama 3-4 jam per kali tidur. Kondisi ini biasanya
membaik setelah tiga bulan, di mana sebagian besar bayi umumnya sudah dapat
tidur selama 8 jam di malam hari. Namun, ada juga beberapa bayi yang baru dapat
tidur selama itu setelah melewati masa lima bulan.
Selain lebih panjang, tidur bayi pun umumnya akan
menjadi lebih teratur setelah masa tiga bulan pertama. Hal tersebut dikarenakan
pola siang-malamnya menjadi lebih teratur. Pola siang – malam ini sebenarnya dipengaruhi oleh pergantian gelap –
terang. Pada pagi hari, cahaya matahari yang mengenai retina mata bayi akan mengirimkan
sinyal ke bagian otak yang mengatur tidur bayi, untuk memperlambat produksi
melatonin.
Melatonin adalah zat yang menginduksi tidur. Semakin
banyak cahaya yang diterima mata, semakin sedikit melatonin yang diproduksi
oleh tubuh, sehingga akhirnya bayi pun bangun. Dan di malam hari ketika cahaya matahari
berkurang, produksi melatonin pun meningkat sehingga bayi mengantuk. Tubuh bayi
umumnya memerlukan waktu sekitar tiga bulan untuk dapat mengatur produksi
melatonin berdasarkan sinyal gelap – terang, karena ketika masih dalam
kandungan, ia tidak memproduksi melatonin melainkan menerima melatonin dari
ibunya melalui ari-ari.
Tidur
Horizontal
Pada tiga bulan pertama ketika pola siang – malam
bayi belum berfungsi penuh, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh orangtua
untuk memperpanjang tidur bayi adalah dengan menggendongnya dengan posisi
horizontal sambil digoyang-goyangkan secara perlahan. Biasanya bila hal ini
dilakukan selama beberapa menit, bayi akan tertidur. Hal ini dikarenakan sistem
vestibular yang terletak di dalam telinga dan mengkoordinasikan gerakan kepala,
mata dan tubuh, sangat dipengaruhi oleh posisi tubuh.
Bila bayi digendong dengan posisi tubuh tegak, maka
sistem ini akan bekerja untuk membuat bayi menjadi lebih siaga, sedang bila
bayi berada dalam posisi tubuh horizontal, maka sistem ini akan membuat bayi
menjadi relaks dan mengantuk. Selamat mencoba, Tuhan memberkati.