Menjadi Pemenang
Dalam
lomba lari Marathon Zheng-Kai tahun 2010, Jacquline Nyetipkei Kiplimo (biasa
dipanggil Jacq) adalah pelari wanita marathon papan atas asal Kenya. Salah satu
peserta dalam lomba marathon itu seorang atlit asal China yang tidak memiliki
lengan. Saat berlari di lintasan, Jacq melihat atlit China tersebut kesulitan
mengambil air minum. Dia tampak dalam bahaya terancam dehidrasi. Dengan segera
Jacq mengambilkan air dan membantu memberikan minuman di setiap pos, mulai dari
km 10 sampai km 38. Setelah pelari itu tampak membaik, Jacq mulai berlari dan
menunjukkan kemampuan luar biasanya.
Namun,
dengan apa yang telah dilakukannya itu otomatis menghambat larinya. Hasilnya, Jacq
harus rela menjadi juara ke-2 serta kehilangan hadiah sebesar US $ 10.000
(setara Rp135 juta).
Seusai
pertandingan, ketika ditanya media, Jacq berkata: “Saya tidak pernah menyesal
untuk membantu orang lain. Bagi saya dia bukan orang asing, tetapi perlu
mendapat bantuan dari saya. .... It’s all
not abaout the winning.” Jacq saat itu memang tidak menjadi juara. Dia
tidak mendapatkan posisi pertama, tetapi Jacq adalah pemenang yang
sesungguhnya.
Pemenang sejati
Seorang
pemenang sejati adalah mereka yang mampu mengalahkan dirinya sendiri lebih dari
pada mengalahkan orang lain. Mengalahkan diri sendiri adalah mengalahkan
hasrat, egoisme, egosentrisme, dan keinginan untuk menjadi yang utama demi
untuk sesuatu yang jauh lebih bernilai. Mengalahkan diri sendiri adalah kerelaan
untuk mengambil posisi di bawah yang utama serta sedikit tampak kurang
terhormat demi untuk sesuatu yang lebih bernilai tadi. Termasuk pula di
dalamnya kerelaan untuk berkorban demi orang lain – sekalipun harus dibayar
dengan konsekuensi sebagaimana yang dilakukan oleh Jacquline tersebut.
Terkait
dengan hal tersebut, Stuart B. Johnson mengungkapkan, “Urusan kita dalam
kehidupan ini bukanlah melampaui orang lain, tetapi untuk melampaui diri
sendiri – untuk memcahkan rekor kita sendiri, dan untuk melampaui hari kemarin
dengan hari ini”.
Menjadi
juara ditandai dengan ceremoni dan prosesi lewat medali dan tropi yang kemudian
diangkat tinggi-tinggi dalam kebanggaan. Tetapi, menjadi pemenang dihadiahi
penghargaan lewat nama baik dan kenangan yang tidak mudah di lupakan. Seorang
juara menciptakan posisi, tetapi pemenang menciptakan “legacy”. Dan, kegembiraan yang pernah kita berikan hari ini kepada
orang lain akan menentukan kebahagiaannya hingga dua puluh tahun mendatang.
Sebaliknya kita yang melakukannya juga akan menambah “tabungan” kebahagiaan
kita. Zig Ziglar pernah berkata: “Anda
dapat memperoleh sesuatu yang Anda inginkan dalam hidup jika Anda cukup
menolong orang lain mendapatkan apa yang mereka inginkan”.
Pemenang vs Juara
Untuk
menjadi juara dibutuhkan momen kompetisi bagi setiap pesertanya. Tetapi, untuk
menjadi pemenang yang dibutuhkan adalah kesadaran diri. Bahwa kita tidak
mungkin hidup tanpa orang lain dan ciptaan yang lain. Kesadaran diri itulah
yang membuat kita mampu menghargai orang lain lebih dari sekadar kompetitor
yang harus dikalahkan, tetapi sebagai sesama yang tidak mungkin diabaikan.
Dalam
pelajaran yang dipraktikkan oleh Jacq, kita diingatkan dengan kenyataan: mereka
tidak saling kenal, tidak satu ras, dan tidak satu warna kulit. Ada kesulitan
berkomunikasi verbal karena mereka berbeda bahasa dan adat istiadat. Bahkan
secara real mereka saat itu diposisikan untuk saling berkompetisi,
memperebutkan hadiah ratusan juta. Namun mereka dapat menunjukkan keindahan di
depan begitu banyak pasang mata bahkan dunia.
Dan
yang tidak boleh kita lupa adalah kenyataan bahwa posisi juara itu selalu bisa
digantikan, tetapi posisi pemenang akan lebih abadi. Ketika seorang juara
lahir, di belakang dia sudah menunggu banyak pribadi yang siap menggantikannya.
Lewat kerja keras dan kesungguhan, siapa pun mampu meraihnya. Tetapi seorang
pemenang akan selalu diingat selamanya. Kisahnya tidak bisa tergantikan dan “lagacy”-nya akan tetap bertahan tanpa
meminta orang lain untuk selalu mengingatnya. Selamat menjadi pemenang lebih
dari pada menjadi juara. (Imanuel Kristo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar