Selasa, 01 September 2015

Spotlight



Maya Septha
MENJADI SAKSI DI TEMPAT KERJA

Anda penggemar sitcom? Tentu tak asing dengan pelayan seksi dalam tayangan “Ini Talkshow” di NET. Maya Septha, demikian nama peramu teh asoy geboy ini.

Maya mengaku lebih enjoy dengan perannya dalam acara komedi situasi seperti dalam Ini Talkshow. Alasannya, ia masih punya waktu mengurus suami dan anak mereka. “Dalam seminggu aku bekerja 4 hari. Aku berangkat jam 12 siang, pulang jam 9 malam. Sampai rumah jam 10 malam. Sebelum berangkat aku masih bisa bermain bersama anakku,” ujar kelahiran Jakarta, 12 September 1986 ini.

Ini berbeda ketika Maya belum menikah. Alumnus London School of Public Relations ini ambil bagian dalam sinetron. Jam kerjanya tidak menentu. “Aku datang siang, baru syuting jam 3 pagi. Lalu pulang jam 4 pagi, tidur sebentar setelah itu harus kembali ke lokasi syuting,” ceritanya.

Jaga Sikap
Maya bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan yang tidak mengurangi waktunya bersama anak dan suami. “Ini pekerjaan terbaik di dunia. Nyaman banget. Aku tidak mengira akan mendapatkannya,” ujar istri Krisna Sidarta ini.

Pengalaman itu membuat Maya menyadari ada kuasa lain yang bekerja diam-diam saat harapannya sebagai manusia terbatas. Saat harapannya sudah kandas untuk mendapatkan pekerjaan,  yang selain bisa memberinya materi tetapi juga bisa memberinya kesenangan dan waktu luang buat keluarga, tiba-tiba datang tawaran itu. “Ini yang membuat aku bertanya-tanya terus, apa maksud Tuhan atas ini semua?”

Karena itu Maya ingin menjadi saksi Tuhan di tempat ia bekerja. Menjadi garam dan terang. Maya sadar perumpamaan tentang “dian” yang harus diletakkan di tempat yang lebih tinggi untuk bisa menerangi kegelapan di sekitarnya. “Kalau saya berada di tempat yang tinggi, saya bisa menyinari orang banyak. Karena itu saya juga harus menjaga sikap agar patut menjadi teladan,” tekadnya.

Kabar Kita



GKI Cawang
Membantu 1.000 Peserta BPJS Kesehatan

Sejak bulan Juli 2015, pemerintah mewajibkan seluruh karyawan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Sementara, sosialisasi mengenai BPJS Kesehatan masih sangat minim. BPJS Kesehatan juga diharapkan bisa membantu biaya pengobatan masyarakat, terlebih tergolong miskin. Berkenaan dengan hal itu, GKI Cawang membantu 1.000 pendaftaran BPJS online dengan bantuan iuran bulan pertama untuk kelas tiga sepanjang bulan Agustus.

Pendaftaran online diawali dengan seminar tentang BPJS Kesehatan dibawakan oleh Ketua Griya Kesehatan Indonesia Jusak Ismanto (2/8-2015). Seminar ini dihadiri wakil dari beberapa gereja, di antaranya GKI Cipinang Indah, GKI Bekasi Timur, GKI Cikarang, dan GKJ Pangkalan Jati. Banyak pertanyaan dari peserta. Misalnya, bagaimana bila sudah ada asuransi, bagaimana dengan pengerja gereja, hingga pasien gagal ginjal yang sulit mendapat rujukan rumah sakit. “Untuk itulah kita perlu berperan serta. Saya yakin GKI Cawang bisa menjadi tangan Tuhan untuk menolong,” kata Jusak.

Pelayanan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Bulan Kesaksian, Pelayanan (Kespel) dan Seni GKI Cawang yang diawali dengan peresmian klinik gigi di Poliklinik GKI Cawang (2/8). Wawan Lombu, Ketua Klinik Pratama Cipinang Bali menjelaskan bahwa Bulan Kespel ini didasari oleh ulang tahun klinik yang berdiri sejak 8 Agustus 1986. “Dalam bulan Kespel ada banyak kegiatan. Pada ulang tahun klinik (8/8) dilakukan pengobatan gratis kepada warga masyarakat di sekitar klinik. Kami juga memberi bantuan natura, anak asuh dan pengobatan/baksos kesehatan kepada masyarakat kurang mampu di Cilincing dan Jati Tonjong (22/8),” jelas Wawan.

Menurut Ketua Panitia Prijantoko Aguswinarko, biasanya dibedakan antara Bulan Kespel dan Bulan Seni,
tapi untuk tahun ini digabung. “Bulan Kespel merupakan kesaksian pelayanan keluar, sedangkan Bulan Seni ditujukan ke dalam; bagaimana seni bisa masuk ke dalam ibadah. Misalnya tata ibadah dengan musik yang penuh variasi. Rencananya ada lomba fotografi juga,” tuturnya.

Dalam bulan Kespel & Seni, GKI Cawang bekerja sama dengan GPIB Penabur dan GKP Ebenhaezer di Dewi Sartika, Jakarta Timur. Bulan Kespel ditutup dengan Bazar Sembako Murah (30/8), di depan GKI Cawang, Jakarta Timur. (Gie)