Rabu, 04 Maret 2015

Spotlight



Merry Riana
Hidup Harus Ada Makna

Ia bukan artis, namun popularitasnya tidak kalah dengan selebriti. Usianya baru 34 tahun, tapi Perjuangan hidupnya sudah difilmkan. Ada apa dengan Merry Riana?

Anda sudah menonton film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar? Siapa sih Merry Riana sehingga memikat Manoj Punjabi, raja film dan sinetron ini untuk memfilmkan kisah perjuangan hidupnya?
   
Sebagai orang film, pilihan Manoj memang tidak salah. Sejak dirilis 24 Desember 2014, hingga awal Februari film ini masih beredar di bioskop dengan penonton lebih dari 700 ribu. Tidak banyak film Indonesia yang bisa menembus angka 100 ribu penonton.

Antara Fiksi dan Fakta
Film Merry Riana diangkat dari buku berjudul sama tulisan Alberthiene Endah. Sebagian penonton yang kritis mempertanyakan setting film yang tidak sesuai dengan waktu Merry Riana di Singapura. Misalnya: landmark  Singapore Flyer, Marina Bay Sands, facebook dan smartphone.
 
Mengenai “kejanggalan” tersebut, Merry menjelaskan kalau film ini memang bukan biografi, tapi adaptasi dari hidupnya. Selain fakta, memang ada fiksinya. Beberapa cerita fiksi dalam film dijelaskan Merry sebagai jahitan sehingga cerita mengalir dengan alur yang menarik. Setting dengan waktu kini untuk mendekatkan dengan penonton dengan suasana yang lebih modern. Film Merry Riana memang sengaja dibuat lebih modern sehingga penonton khususnya anak muda bisa lebih nyambung dengan keadaan mereka sekarang,” jelasnya.  

Ada dua angle yang berbeda antara buku dan film. Jika dalam bukunya Merry menceritakan perjuangannya, di film mengusung kisah cintanya dengan Alva – yang kini menjadi suaminya. Dalam film ini peran Alva juga ditonjolkan. “Lewat film ini saya juga ingin menunjukan bahwa di balik sosok orang hebat, ada sosok yang jauh lebih hebat yang selalu setia mendampingi dan mendukung setiap langkahnya,” tuturnya.
 
Di tengah kesibukannya, Merry tetap memperhatikan penampilannya dan selalu terlihat stylish. Ia kerap tampil dengan busana berwarna merah. Merry menampik jika dikaitkan dengan fengshui. “Ahahaha.. merah warna favorit saya. Saya nggak percaya fengshui. Saya memang suka merah karena memberikan energi,” tandasnya.

Wanita Sejuta Dolar
Merry dikenal sebagai entrepreneur, penulis dan Motivator Wanita No.1 di Indonesia & Asia. Ia sukses meraih 1 juta dolar di Singapura di usia 26 tahun. Kisahnya bermula dari kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Merry “mengungsi” sekaligus kuliah di Singapura dengan dana pinjaman dari bank pemerintah setempat.  Untuk bertahan, Merry hidup berhemat dengan sarapan mie instan, berbekal roti tawar untuk makan siang yang dimakan sembunyi-sembunyi di toilet karena malu. Ia aktif di berbagai kegiatan agar dapat makan gratisan dan perbaikan gizi. 
 
Bergumul dengan keterbatasan membuat sulung dari 3 bersaudara ini makin mendekap Tuhan. Pertemuannya dengan Alva Tjenderasa saat pendalaman Kitab Suci di kampus membuka cakrawala dan mengubah warna hidup Merry.

Ulang tahun ke-20 menjadi momen titik balik bagi Merry. Memiliki kebebasan finansial sebelum umur 30 tahun menjadi impiannya. Liburan kuliah dipakai Merry untuk bekerja. Mulai dari membagi brosur, pegawai toko bunga, pramusaji di hotel. Berbagai usaha ia coba, uangnya ludes ketika bisnis saham dan MLM (multi level marketing). Mentalnya sempat jatuh. Namun, dengan dukungan Alva, Merry bangkit kembali. 

Merry bekerja 14 jam sehari, 7 hari seminggu, dan 20 presentasi dalam sehari. Menyisir stasiun MRT, halte bus, mal dan mengetuk dari pintu ke pintu untuk menawarkan asuransi. Bekerja keras bukan berarti mengabaikan relasinya dengan Tuhan. Merry meletakkan iman sebagai pondasi dalam berkarya. “Tanpa iman, kita tak akan kuat. Iman merupakan pondasi yang mengendalikan emosi dan ketangguhan mental kita. Iman pula yang akan menjaga gerak kita untuk selalu berjalan di atas norma-norma yang baik. Iman membuat kita tabah dan berpengharapan.(gie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar