Parent
Frustration Syndrome
Orangtua tentu mengasihi anaknya. Namun pada kenyataannya, mengasihi
anak tidaklah selalu berarti menyukai ataupun memiliki perasaan yang positif
terhadap pikiran ataupun reaksi anak. Tidak sedikit orangtua yang pernah
terpikir, “Saya tidak tahan lagi menghadapi anak saya” atau “Energi saya
sepertinya sudah terkuras habis oleh anak saya”.
Kondisi tersebut diperparah oleh tekanan pekerjaan yang dihadapi
orangtua di luar rumah ataupun tanggung jawab untuk mengurus orangtua yang
sudah renta. Kondisi demikian, dalam dunia konseling, dikenal dengan istilah Parent Frustration Syndrome (PFS),
yaitu kondisi orangtua merasa kewalahan secara emosional menghadapi sikap dan
perilaku anak serta pesimis terhadap hasil usahanya mendidik sang anak.
Tenangkan DIRI
Orangtua yang mengalami Parent Frustration Syndrome tidak banyak yang
menyadari bahwa penyebab dari kelabilan emosi mereka bukanlah sang anak yang
sulit ditangani. Dalam membesarkan anak akan selalu ada masa ketika anak
memancing reaksi emosional orangtua. Namun hal itu tidaklah berarti bahwa
orangtua harus terpancing untuk bereaksi secara emosional.
Dalam situasi demikian, penentu respons orangtua adalah orangtua sendiri,
khususnya kemampuan orangtua untuk menenangkan diri (self-soothing). Bila orangtua memiliki kemampuan yang cukup untuk
menenangkan diri, ia tidak akan mudah terpancing secara emosional oleh sikap
dan perilaku anak, sehingga secara rasional mampu mencari jalan keluar terhadap
kondisi yang ada. Itulah sebabnya, kemampuan menenangkan diri merupakan salah
satu dari strategi bertahan hidup (life
coping strategy) yang diperlukan dalam semua bidang kehidupan.
Salah satu kunci agar orangtua dapat bersikap tenang adalah
kemampuannya memilih alternatif makna dari sikap atau perilaku anak. Untuk
dapat memilih alternatif makna yang lebih tepat, ia perlu mampu mendengarkan
dan memahami anak sehingga dapat memandang situasi yang ada dari sudut pandang
anak. Akan tetapi, bila dalam diri orangtua sudah ada persepsi yang negatif
terhadap sikap ataupun perilaku anak, biasanya akan sulit baginya untuk dapat
mendengarkan anak secara efektif, apalagi memahami anak.
Buang Persepsi Negatif
Bila orangtua memiliki persepsi negatif terhadap anak, umumnya ia akan condong
untuk bersikap menghakimi anak serta lebih mudah merasa kewalahan dan frustrasi
terhadap sikap dan perilaku anak. Akibatnya, orangtua sulit dapat memahami
mengapa anak begitu sukar untuk ditangani, sehingga menjadi lebih rentan
terhadap Parent Frustration Syndrome.
Orangtua yang mengalami Parent Frustration Syndrome umumnya mudah
terpicu untuk bereaksi emosional terhadap anak. Ia memiliki perasaan bersalah
serta perasaan tidak mampu dan tidak berdaya dalam dirinya sehingga mudah
dihinggapi oleh pikiran negatif. Itulah sebabnya, persepsi negatif dalam diri
orangtua dengan Parent Frustration Syndrome cenderung mudah menumpuk.
Semakin banyak tumpukan persepsi negatif orangtua terhadap anak,
semakin mudah orangtua meledak emosinya. Bila kondisi ini terjadi terus-menerus
dalam jangka panjang, orangtua umumnya menjadi tidak menyukai sang anak,
sehingga secara sadar ataupun tidak, cenderung menjauhi anak.
Akibatnya, orangtua tidak memiliki hubungan emosional yang dekat dengan
anak. Kondisi demikian menyulitkan orangtua untuk keluar dari lingkaran Parent
Frustration Syndrome. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi orangtua untuk
memiliki persepsi yang positif
terhadap anak, agar terhindar dari Parent Frustration Syndrome.